20 SEPT 2011
Besaran
adalah sifat-sifat benda yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur
dan memiliki satuan untuk menyatakan hasil pengukurannya.
Satuan adalah unit ukur yang digunakan untuk menyatakan hasil pengukuran sifat-sifat benda.
Lihat grafik di bawah untuk memudahkan kamu memahami Besaran dan Satuan:
Benda - Besaran - Satuan
Setiap benda/substansi pasti memiliki besaran. Setiap besaran pasti memiliki satuan
Contoh
lainnya, Benda : meja, Besaran: panjang, lebar, luas, jumlah kaki meja,
berat meja, volume laci meja, dsb. Satuan yang digunakan tergantung
pada besaran yang diukur. Misal panjang dan lebar bisa menggunakan
satuan meter, inch, kaki, jengkal tangan, dsb.
Nah.
Cara pengukuran Besaran ada banyak cara. Dulu sebelum ditetapkan Satuan
Standar, setiap orang memiliki satuannya masing-masing yang bisa
berbeda satu sama lain. Misalnya, si A ingin menjual tanah kepada si B.
Dengan cara pengukuran tidak standar, Si A mengatakan kepada Si B bahwa
tanahnya berukuran panjang 10 langkah kaki dan lebar 20 langkah kaki.
Namun bila diukur dengan langkah kaki Si B, hasilnya bisa beda. Hal itu
karena langkah kaki si A berbeda dengan langkah kaki si B.
Dulu
hal ini tidak jadi masalah karena orang biasanya melakukan tukar
informasi dengan kontak langsung dari sumbernya. Sedangkan pada jaman
modern, seringkali informasi tentang benda dijelaskan dari jarak jauh,
sehingga perlu ditetapkan suatu satuan standar, di mana satuan itu
nilainya sama di semua tempat. Dengan standarisasi satuan, hasil
pengukuran suatu benda dapat dilakukan dan diinformasikan ke orang lain
dan menghasilkan 'persepsi' yang sama antara penerima informasi dengan
si pengukur.
Misal.
Dari pada menggunakan satuan 'langkah kaki', hasil pengukuran akan
lebih valid jika menggunakan satuan meter. Karena satuan meter telah
dikenal luas dan satuan meter itu panjangnya sama di semua tempat
(memiliki standar).
SKALAR DAN VEKTOR
Besaran dibagi dalam dua kategori, pertama, besaran skalar
yaitu besaran yang hanya mempunyai nilai/besar saja. Kedua,
adalah besaran vektor, yaitu besaran Fisika yang selain memiliki
nilai, juga bergantung pada arah. Definisi vektor seperti ini
sudah kita kenal sejak SMU. Definisi ini sebetulnya tidaklah cukup,
karena arus listrik misalnya, memiliki nilai dan juga arah, akan
tetapi kuat-arus bukanlah besaran vektor. Dengan demikian
diperlukan definisi yang lebih lengkap untuk vektor sebagai
berikut : “Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai
dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan operasi matematika
vektor”. Aturan-aturan operasi Matematika untuk vektor akan
dijelaskan dalam bagian berikutnya.
Dalam kehidupan sehari-hari volume air, massa benda, temperatur,
jumlah mahasiswa, waktu, temperatur dll merupakan contoh-contoh besaran
skalar yang tidak bergantung arah dan hanya memiliki nilai/besar
(magnitude), artinya dari arah manapun kita mengukurnya nilainya tetap sama, sedangkan hal-hal seperti
kecepatan aliran sungai, gaya gravitasi, medan listrik adalah beberapa besaran yang tidak hanya mempunyai nilai tapi juga bergantung arah, maksud dari bergantung pada arah adalah bahwa nilai dari besaran tadi dapat berubah pada arah yang berbeda. Arah, dalam operasi vektor didefinisikan lebih khusus adalah sudut yang dibentuk terhadap sumbu x positif atau arah timur dengan
arah putaran berlawanan jarum jam (Counter Clock Wise /CCW)
(magnitude), artinya dari arah manapun kita mengukurnya nilainya tetap sama, sedangkan hal-hal seperti
kecepatan aliran sungai, gaya gravitasi, medan listrik adalah beberapa besaran yang tidak hanya mempunyai nilai tapi juga bergantung arah, maksud dari bergantung pada arah adalah bahwa nilai dari besaran tadi dapat berubah pada arah yang berbeda. Arah, dalam operasi vektor didefinisikan lebih khusus adalah sudut yang dibentuk terhadap sumbu x positif atau arah timur dengan
arah putaran berlawanan jarum jam (Counter Clock Wise /CCW)
Pengategorian besaran ke dalam dua jenis ini tidak
semata-mata untuk tujuan klasifikasi, akan tetapi nantinya sangat
berguna dalam perhitungan dan operasi matematika, dan juga
bermanfaat dalam menjelaskan sifat-sifat sebuah besaran fisika.
Dibandingkan dengan besaran skalar, besaran vektor memiliki
banyak keunikan dan kompleksitas dalam sifatnya, sehingga
memerlukan pembahasan tersendiri yang (biasanya) terangkum dalam
suatu kajian ANALISIS VEKTOR. Untuk tujuan itulah dalam awal
kuliah Fisika Dasar, akan diberikan pengantar singkat analisis vektor.
elajaran tentang kelajuan dan kecepatan merupakan pelajaran Fisika SMA kelas X semester I. Sebelum membahas tentang kelajuan dan kecepatan, terlebih dahulu kita mengingat tentang besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar adalah besaran yang hanya mempunyai nilai saja, tetapi
tidak mempunyai arah. Besaran skalar selalu bernilai positif. Contohnya
adalah panjang meja sekolah kita adalah 1 meter. Tidak mungkin panjang
meja -1 meter. Contoh lain adalah luas. Pak Hary mempunyai tanah seluas 4
hektar. Tidak mungkin akan dikatakan Pak Hary mempunyai tanah seluas -4
hektar. Contoh besaran skalar yang lain selain panjang dan luas adalah kelajuan, jarak, volume, massa, suhu, waktu, jumlah zat, dan masih banyak lagi contoh yang lain.
Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran vektor bisa bernilai negatif. Tanda negatif biasanya digunakan untuk menunjukkan arah. Contohnya adalah gaya. Sebagai contoh, Andi mendorong mobil dengan gaya 100 newton ke arah utara. Berarti jika Andi mendorong mobil ke arah selatan dengan gaya 100 newton, maka dikatakan Andi mendorong mobilnya dengan gaya -100 Newton. Contoh besaran vektor yang lain adalah Usaha, percepatan, perpindahan, kecepatan dan lain-lain.
Perpindahan dan Jarak
Seperti dijelaskan diatas, perpindahan merupakan besaran vektor sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Yang perlu diperhatikan pada perpindahan hanyalah keadaan awal dan keadaan akhir. Sebagai contoh, jika Shinta berjalan lurus dari titik A ke titik B yang berjarak 100 meter dari titik A, diteruskan ke titik C yang berjarak 50 meter dari titik C, kemudian kembali lagi ke titik B. Maka dikatakan jarak yang ditempuh Shinta adalah :
S = Jarak AB + Jarak BC + Jarak CB
S = 100 m + 50 m + 50 m
S = 50 m
Dan perpindahan yang dilakukan Shinta dapat dijelaskan sebagai berikut. Semula Shinta berada dititik A, keadaan akhir Shinta berada dititik B. Jadi perpindahan yang dilakukan Shinta sama dengan jarak AB.
x = AB
x = 100 m.
Bagaimana sudah dapat membedakan antara jarak dan perpindahan?
Kelajuan dan Kecepatan
Juga telah dijelaskan di atas bahwa kelajuan merupakan besaran skalar dan kecepatan merupakan besaran vektor. Kelajuan dan kecepatan memiliki satuan yang sama yakni meter per sekon (m/s). Hal ini berarti keduanya memiliki rumus yang juga hampir sama, yakni besaran panjang dibagi besaran waktu.
Namun, karena kelajuan merupakan besaran skalar, maka nilai panjang diambil dari besaran skalar yakni, jarak. Oleh karena itu, kelajuan dihitung dengan rumus :
v = Jarak / waktu
v = S/t
Sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor, maka nilai panjang diambil dari besaran vektor, yakni perpindahan. Oleh karena itu, kecepatan dihitung dengan rumus :
v = perpindahan / waktu
v = ∆x/t
Sebagai contoh, Shinta berjalan dari titik A ke titik B yang berjarak 100 m selama 7 detik dan diteruskan ke titik C yang berjarak 50 m dalam waktu 2 detik dan kembali lagi ke titik B dalam waktu satu 1. Hitunglah kelajuan dan perpindahan yang dilakukan oleh Shinta!
Jawab :
Jarak yang ditempuh Shinta
S = Jarak AB + Jarak BC + Jarak CB
S = 100 m + 50 m + 50 m
S = 200 m
Perpindahan yang ditempuh Shinta
∆x = Jarak AB
∆x = 100 m
Waktu yang ditempuh Shinta
t = waktu AB + waktu BC + waktu CB
t = 7 s + 3 s + 1 s
t = 10 s
Kelajuan rata-rata = Jarak total / waktu total
v = S/t
v = 200 m / 10 s
v = 20 m/s
Jadi kelajuan rata-rata yang dilakukan Shinta = 20 m/s
Kecepatan rata-rata = Perpindahan / waktu total
v = ∆x / t
v = 100 m / 10 s
v = 10 m/s
Sedangkan besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah. Besaran vektor bisa bernilai negatif. Tanda negatif biasanya digunakan untuk menunjukkan arah. Contohnya adalah gaya. Sebagai contoh, Andi mendorong mobil dengan gaya 100 newton ke arah utara. Berarti jika Andi mendorong mobil ke arah selatan dengan gaya 100 newton, maka dikatakan Andi mendorong mobilnya dengan gaya -100 Newton. Contoh besaran vektor yang lain adalah Usaha, percepatan, perpindahan, kecepatan dan lain-lain.
Perpindahan dan Jarak
Seperti dijelaskan diatas, perpindahan merupakan besaran vektor sedangkan jarak merupakan besaran skalar. Yang perlu diperhatikan pada perpindahan hanyalah keadaan awal dan keadaan akhir. Sebagai contoh, jika Shinta berjalan lurus dari titik A ke titik B yang berjarak 100 meter dari titik A, diteruskan ke titik C yang berjarak 50 meter dari titik C, kemudian kembali lagi ke titik B. Maka dikatakan jarak yang ditempuh Shinta adalah :
S = Jarak AB + Jarak BC + Jarak CB
S = 100 m + 50 m + 50 m
S = 50 m
Dan perpindahan yang dilakukan Shinta dapat dijelaskan sebagai berikut. Semula Shinta berada dititik A, keadaan akhir Shinta berada dititik B. Jadi perpindahan yang dilakukan Shinta sama dengan jarak AB.
x = AB
x = 100 m.
Bagaimana sudah dapat membedakan antara jarak dan perpindahan?
Kelajuan dan Kecepatan
Juga telah dijelaskan di atas bahwa kelajuan merupakan besaran skalar dan kecepatan merupakan besaran vektor. Kelajuan dan kecepatan memiliki satuan yang sama yakni meter per sekon (m/s). Hal ini berarti keduanya memiliki rumus yang juga hampir sama, yakni besaran panjang dibagi besaran waktu.
Namun, karena kelajuan merupakan besaran skalar, maka nilai panjang diambil dari besaran skalar yakni, jarak. Oleh karena itu, kelajuan dihitung dengan rumus :
v = Jarak / waktu
v = S/t
Sedangkan kecepatan merupakan besaran vektor, maka nilai panjang diambil dari besaran vektor, yakni perpindahan. Oleh karena itu, kecepatan dihitung dengan rumus :
v = perpindahan / waktu
v = ∆x/t
Sebagai contoh, Shinta berjalan dari titik A ke titik B yang berjarak 100 m selama 7 detik dan diteruskan ke titik C yang berjarak 50 m dalam waktu 2 detik dan kembali lagi ke titik B dalam waktu satu 1. Hitunglah kelajuan dan perpindahan yang dilakukan oleh Shinta!
Jawab :
Jarak yang ditempuh Shinta
S = Jarak AB + Jarak BC + Jarak CB
S = 100 m + 50 m + 50 m
S = 200 m
Perpindahan yang ditempuh Shinta
∆x = Jarak AB
∆x = 100 m
Waktu yang ditempuh Shinta
t = waktu AB + waktu BC + waktu CB
t = 7 s + 3 s + 1 s
t = 10 s
Kelajuan rata-rata = Jarak total / waktu total
v = S/t
v = 200 m / 10 s
v = 20 m/s
Jadi kelajuan rata-rata yang dilakukan Shinta = 20 m/s
Kecepatan rata-rata = Perpindahan / waktu total
v = ∆x / t
v = 100 m / 10 s
v = 10 m/s
tx sista
BalasHapus