materi 1
Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisa dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisa bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisa, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.
Istilah Geologi Rekayasa sesungguhnya merupakan perpaduan antara Geologi Teknik dan Geologi Lingkungan. Geologi Teknik banyak membahas aspek teknik geologis dari pada material kerak bumi, sedangkan Geologi Lingkungan banyak membahas tentang kondisi lingkungan geologi suatu wilayah / lahan.
Geologi Rekayasa walaupun merupakan istilah baru (sejak tahun 2000) tetapi penerapannya telah menyatu dengan berbagai kegiatan proyek sehingga tidak lagi menjadi sesuatu yang baru sebagai subyek. Penerapan Geologi Rekayasa lebih menekankan pada aspek pemanfaatan lahan secara teknik geologis sejalan dengan kondisi lingkungan yang tersedia. Karena itu Pengertian Geologi Rekayasa adalah suatu disiplin ilmu, yang membahas mengenai bagaimana suatu lahan / wilayah, dapat secara layak dimanfaatkan, dan pemanfaatannya terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip geologi baik secara teknis maupun secara tatalingkungan.
Pengetahuan dasar sebagai pendukung dalam mempelajari Geologi Rekayasa adalah Fisika, Kimia, Biologi, Matematika. Keempat komponen tersebut dijadikan sebagai komponen input. Sedangkan Komponen Geologi Dasar dan Geologi Teknik dan Lingkungan merupakan komponen penguat terhadap Geologi Rekayasa sebagai komponen output. Dibawah ini digambarkan tentang skema hubungan antar komponen-komponen tersebut.
Berdasarkan cara terbentuknya (genesa), batuan dapat dikelompoknya dalam 4 (empat) kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Batuan Beku (Igneous Rocks).
2. Kelompok Batuan Sedimen/Endapan (Sedimentary Rocks).
3. Kelompok Batuan Malihan (Metamorphic Rocks).
4. Kelompok Batuan Gunung Api (Volcanoes Rocks).
Batuan adalah komponen penyusun kerak bumi. Perlu membedakan istilah "batuan" dengan "batu". Dari bahasa asalnya "batuan" adalah "rocks". Sedangkan "batu" lebih condong kepada pemahaman "stone".
Sebagai contoh :
"claystone" adalah "batulempung",
"siltstone" adalah "batulanau",
"limestone" adalah "batugamping",
"sandstone" adalah "batupasir", dan lainnya.
Batuan tersusun atas mineral-mineral, yang terbentuk secara alami, dan merupakan endapan alam yang bersifat keras, kompak, padat, sebagai satu kesatuan komponen penyusun kerak bumi. Terdapat Berbagai jenis batuan penyususn kerak bumi, antara lain:
Tabel 1, Berbagai jenis Batuan Penyusun Kerak bumi.
* Granit -----------> Berat Jenis 2,5 - 2,7 (gram/cm3)
* Andesit ----------> Berat Jenis 1,6 - 2,6 (gram/cm3)
* Diorit -----------> Berat Jenis 2,8 - 2,9 (gram/cm3)
* Gabro ------------> Berat Jenis 2,9 - 3,0 (gram/cm3)
* Peridotit --------> Berat Jenis 2,6 - 2,8 (gram/cm3)
* Batugamping ------> Berat Jenis 2,5 - 2,7 (gram/cm3)
* Batupasir --------> Berat Jenis 2,2 - 2,7 (gram/cm3)
* Dunit ------------> Berat Jenis 3,2 - 3,3 (gram/cm3)
* Marmer -----------> Berat Jenis 2,7 (gram/cm3)
* Gneis ------------> Berat Jenis 2,6 - 3,1 (gram/cm3)
Geologi rekayasa adalah penerapan ilmu geologi dalam praktik rekayasa untuk tujuan menjamin faktor-faktor geologi yang memengaruhi lokasi, disain, konstruksi, operasi dan perawatan pekerjaan rekayasa telah dikenali dan diperhitungkan dengan matang. Penelitian geologi rekayasa dapat dilakukan pada waktu perencanaan, analisa dampak lingkungan, disain rekayasa sipil, rekayasa optimasi dan tahapan konstruksi proyek umum dan swasta, serta pada tahap setelah konstruksi dan penyelidikan proyek. Penelitian geologi rekayasa dilakukan oleh seorang ahli geologi atau ahli geologi rekayasa terdidik, tenaga profesional yang terlatih dan memiliki kemampuan untuk mengenali dan menganalisa bahaya geologi serta kondisi geologi yang merugikan. Keseluruhan tujuan tersebut adalah untuk melindungi jiwa dan harta benda dari kerusakan serta solusi untuk masalah-masalah geologi.
Ahli geologi rekayasa menyelidiki dan memberikan pertimbangan, analisa, dan disain dari sudut pandang geologi dan geoteknik. Pekerjaan yang dilakukan oleh ahli geologi rekayasa mencakup; penyelidikan bahaya geologi, geoteknik, sifat-sifat materi, stabilitas longsoran dan lereng, erosi, banjir, kekeringan, dan seismik, dll.
Istilah Geologi Rekayasa sesungguhnya merupakan perpaduan antara Geologi Teknik dan Geologi Lingkungan. Geologi Teknik banyak membahas aspek teknik geologis dari pada material kerak bumi, sedangkan Geologi Lingkungan banyak membahas tentang kondisi lingkungan geologi suatu wilayah / lahan.
Geologi Rekayasa walaupun merupakan istilah baru (sejak tahun 2000) tetapi penerapannya telah menyatu dengan berbagai kegiatan proyek sehingga tidak lagi menjadi sesuatu yang baru sebagai subyek. Penerapan Geologi Rekayasa lebih menekankan pada aspek pemanfaatan lahan secara teknik geologis sejalan dengan kondisi lingkungan yang tersedia. Karena itu Pengertian Geologi Rekayasa adalah suatu disiplin ilmu, yang membahas mengenai bagaimana suatu lahan / wilayah, dapat secara layak dimanfaatkan, dan pemanfaatannya terlaksana sesuai dengan prinsip-prinsip geologi baik secara teknis maupun secara tatalingkungan.
Pengetahuan dasar sebagai pendukung dalam mempelajari Geologi Rekayasa adalah Fisika, Kimia, Biologi, Matematika. Keempat komponen tersebut dijadikan sebagai komponen input. Sedangkan Komponen Geologi Dasar dan Geologi Teknik dan Lingkungan merupakan komponen penguat terhadap Geologi Rekayasa sebagai komponen output. Dibawah ini digambarkan tentang skema hubungan antar komponen-komponen tersebut.
Berdasarkan cara terbentuknya (genesa), batuan dapat dikelompoknya dalam 4 (empat) kelompok besar, yaitu:
1. Kelompok Batuan Beku (Igneous Rocks).
2. Kelompok Batuan Sedimen/Endapan (Sedimentary Rocks).
3. Kelompok Batuan Malihan (Metamorphic Rocks).
4. Kelompok Batuan Gunung Api (Volcanoes Rocks).
Batuan adalah komponen penyusun kerak bumi. Perlu membedakan istilah "batuan" dengan "batu". Dari bahasa asalnya "batuan" adalah "rocks". Sedangkan "batu" lebih condong kepada pemahaman "stone".
Sebagai contoh :
"claystone" adalah "batulempung",
"siltstone" adalah "batulanau",
"limestone" adalah "batugamping",
"sandstone" adalah "batupasir", dan lainnya.
Batuan tersusun atas mineral-mineral, yang terbentuk secara alami, dan merupakan endapan alam yang bersifat keras, kompak, padat, sebagai satu kesatuan komponen penyusun kerak bumi. Terdapat Berbagai jenis batuan penyususn kerak bumi, antara lain:
Tabel 1, Berbagai jenis Batuan Penyusun Kerak bumi.
* Granit -----------> Berat Jenis 2,5 - 2,7 (gram/cm3)
* Andesit ----------> Berat Jenis 1,6 - 2,6 (gram/cm3)
* Diorit -----------> Berat Jenis 2,8 - 2,9 (gram/cm3)
* Gabro ------------> Berat Jenis 2,9 - 3,0 (gram/cm3)
* Peridotit --------> Berat Jenis 2,6 - 2,8 (gram/cm3)
* Batugamping ------> Berat Jenis 2,5 - 2,7 (gram/cm3)
* Batupasir --------> Berat Jenis 2,2 - 2,7 (gram/cm3)
* Dunit ------------> Berat Jenis 3,2 - 3,3 (gram/cm3)
* Marmer -----------> Berat Jenis 2,7 (gram/cm3)
* Gneis ------------> Berat Jenis 2,6 - 3,1 (gram/cm3)